BAB
I
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang
Perkembangan bisnis
ritel sangat pesat dekade ini. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya usaha ritel yang bermunculan untuk
menarik minat konsumen dengan harapan dapat memimpin pasar, sehingga persaingan
dalam dunia ritel akan semakin ketat.
Di Indonesia,
perkembangan ritel telah memasuki era praktis seperti yang ada di negara-negara
maju. Ini khususnya terjadi di kota-kota besar, seperti Jakarta, Bandung,Surabaya, Palembang, Makasar, dan Medan.
setiap tahunnya pertambahan pelaku
bisnis semakin meningkat,sehingga persainggan bisnis semakin menumpuk
juga.pelaku bisnis memirkan bagaimana caranya agar usaha dalam bisnis dapat
memperoleh keuntunganyang meningkat dengan cara menambah pelanggan baru dan
mempertahankan pelanggan yang lama
Salah satu cara agar
bisa lebih unggul maka di gunakan hubungan dengan pelanggan yaitu melayani
segala kebutuhan pelanggan agar tercukupi.hubungan yang di bina tidak hanya
sekedar hubungan jangka pendek,melainkan hubungan jangka panjang.untuk
mewujudkan hal tersebut perusahaan tidak hanya berorientasi pada transaksi
penjualan saja,melainkan menjalin hubungan jangka panjang dengan konsumen dan
pelanggan.maka pendekatan relationship marketing perlu di terapkan di dalam
perusahaan.
Fokus CRM adalah
mendapatkan dan mempertahankan pelanggan serta mengembangkan pemandangan
pemasaran tradisonal yang terfokus kepada satu hal yaitu transaksi,beralih pada
loyalitas konsumen yang lebih berorientasi pada tujuan jangka panjang,dan
sekaligus terkait dengan efektivitas biaya organisasi.
1.2 Rumusan
Masalah
1. Apa
Pengertian Manajemen Hubungan Pelanggan?
2. Bagaiman
CRM sebagai strategi membangun kesetian pelanggan?
3. Bagaimana
mengimplementasikan program CRM dalam bisnis ritel?
1.3 Tujuan
1. Mengetahui
pengertian manajemen hubungan pelanggan.
2. Mengetahui
proses CRM sebagai strategi membangun kesetiaan pelanggan.
3. Mengetahui
cara mengimplementasikan program CRM dalam bisnis ritel.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1
PENGERTIAN MANAJEMEN HUBUNGAN PELANGGAN
Dalam
organisasi bisnis, kebutuhan untuk fokus terhadap konsumen akan terus mengalami
peningkatan, pemahaman terhadap kebutuhan serta keinginan konsumen yang belum
terpenuhi, maupun strategi yang membuat konsumen menjadi loyal pun menjadi hal
yang krusial untuk terus dipikirkan oleh perusahaan. Dalam konteks tersebut,
pergeseran paradigma dari transaksional menjadi relasional merupakan keharusan.
Mengingat, pemasaran relasional akan memberikan manfaat bagi konsumen ddan
mengkondisikan pesaing lebih sulit dalam mendapatkan kesetiaan konsumen. Lebih
jauh, pemasaran relasional mendorong profitabilitas perusahaan dengan
pencapaian nilai agregat pemasaran melalui gudang data konsumen. Paradigma
pemasaran berubah dari fokus pertukaran (transaksi dengan pandangan sempit) ke
arah fokus menjalin hubungan berdasarkan nilai-nilai dan jejaring pemasaran.
Manajemen
hubungan pelanggan (Customer Relationship
Management-CRM) adalah suatu cara mengatasi segala hal melalui penyampaian
secara langsung kepada pelanggan dan berbicara secara rinci kepada pelanggan
yang terbaik. CRM merupakan sebuah filosofi bisnis dan merupakan serangkaian
strategi,program dan sitem yang berfokus pada pengidentifikasian dan
pengembangan loyalitas pelanggan.CRM sebagai proses interaktif membutuhkan data
pelanggan untuk membangun kesetiaan melalui aktivitas.mengumpulkan data
pelanggan,menganalisis data pelanggan dan mengidentifikasikan target
pasar,mengembangkan program CRM dan Mengimplementasikan program CRM.
Relationship
Marketing atau pemasaran relasional fokus pada pemeliharaan pelanggan,skala
jangka panjang,sangat menekankan pelayanan pelanggan,relatif tidak membatasi
komitmen dengan pelanggan,kontak dengan pelanggan,dan memperhatikan kualitas
serta menyeluruh.
Lovelock
dan Jochen Mendifinisikan Relationship Marketing sebagai berikut
:
“The term Relationship Marketing has been widely used to describe the type
of marketing activity designed to create
extended relationships with customers,but until recently it was only loosey
defined.”.
Istilah pemasaran relasional telah banyak di
gunakan untuk menggambarkan jenis kegiatan pemasaran yang di rancang untuk
menciptakan hubungan yang panjang dengan pelanggan,akan tetapi,hingga kini
istilah itu telah di definisikan lebih luas.
Menurut Frank G. Bingham & R.
Gomes definisi relationship marketing adalah :
“Relationship marketing is the
process whereby a firm builds longterm alliances with prospective as well as
current customers so that both seller and buyer work toward a common set of
specified goals.”
Definisi di atas mengandung arti
bahwa pemasaran relasional adalah proses di mana perusahaan membangun aliansi
jangka panjang dengan calon atau pelanggan saat ini sehingga penjual dan
pembeli dapat bekerja untuk mencapai rangkaian tujuan khusus masing-masing.
Prioritas
atau penekanan utama yang ada pada CRM meliputi (Hutt dan Speh, 2004):
a. Mendapatkan
konsumen yang tepat
Implementasi dari program-program CRM
tidak ditujukan pada keseluruhan pelanggan toko ritel. Tetapi manajemen ritel
harus dapat mengidentifikasi pelanggan pareto atau pelanggan yang memiliki
kontribusi besar terhadap penjualan dan terhadap keberlangsungan usaha ritel.
Pemilihan pelanggan yang tepat perlu untuk dilakukan dengan mempertimbangkan
bahwa adanya keterbatasan sumber daya yang dimiliki toko ritel sehingga perlu
untuk menetapkan target pelanggan potensial sehingga program CRM akan efektif
untuk mempertahankan pelanggan dan efisien dalam menggunakan sumber daya yang
ada.
b. Menciptakan
nilai untuk konsumen
Agar dapat menciptakan nilai bagi
pelanggan maka manajemen toko ritel perlu untuk mengidentifikasi kebutuhan dan
keinginan pelanggan pada masa kini dan pada masa yang akan datang serta
mengidentifikasi nilai yang ditawarkan oleh pesaing terhadap pelanggan mereka
baik pada masa kini maipun pada masa yang akan datang.
c. Memberikan
proses layanan terbaik
Manajemen toko ritel harus melakukan
penelitian untuk mengidentifikasi proses dan tahapan layanan yang ada sehingga
dapat meningkatkan kualitas dan standar layanan kepada pelanggan potensial
melalui program CRM.
d. Memotivasi
kinerja karyawan
Levi dan Weirtz (2010) menyatakan bahwa
73% kepuasan dari pelanggan disebabkan oleh layanan yang diberikan karyawan
toko dan 81% ketidakpuasan pelanggan juga disebabkan oleh layanan yang
diberikan oleh karyawan toko. Manajemen usaha ritel harus memperlengkapi
karyawan untuk dapat memberikan pelayanan terbaik kepada pelanggan potensial
melalui program training, program kompensasi, empowering (pendelegasian
kewenangan), dan lainnya.
e. Memahami
proses mempertahankan pelanggan
Setiap karyawan dari level bawah sampai dengan level
top management (pihak manajemen yang handal) atau level pemilik harus menyadari
pentingnya membangun dan mempertahankan hubungan dengan pelanggan. Selain itu
diperlukan juga pemahaman akan strategi-strategi khusus untuk dapat
mempertahankan pelanggan potensial serta untuk menarik pelanggan potensial yang
dimiliki oleh pesaing.
Desain sistem CRM yang baik memiliki arateristik sebagai
berikut :
1. Orientasi
pada Konsumen
Desain CRM yang baik harus dapat
menjawab merespon masukan dari konsumen dan memberikan solusi atas permasalahan
yang dihadapi oleh konsumen.
2. Pencatatan
Data Penjualan
Pihak manajemen harus melakukan analisa
data penjualan dari konsumen misalnya jenis unit barang yang dibeli, nominal
transaksi, cara pembayaran, dan sebagainya.
3. Penggunaan
Teknologi
Teknologi dapat digunakan untuk
mendukung implementasi dari strategi CRM dimana teknologi ini dapat membantu
proses pencatatan data penjualan, profil konsumen, serta untuk mengukur
efektivitas kinerja dari implementasi strategi CRM.
4. Manajemen
Peluang
Mengidentifikasi aadanya peluang pengembangan usaha
di masa depan seperti tren pengembangan produk, pola preferensi konsumen,
estimasi permintaan, dan sebagainya.
Perbedaan
antara pemasaran transaksional dan pemasaran relasional, terletak pada aspek
orientasi perusahaan dan dapat dikemukakan sebagai berikut :
Pemasaran
Transaksional, fokus hanya pada penjualan, orientasi
pada karakteristik produk, skala jangka pendek, kurang menekankan pelayanan
pelanggan, membatasi komitmen dengan pelanggan, kontrak dengan pelanggan tidak
berkelanjutan, kualitas yang diperhatikan terutama yang berkaitan dengan
produksi.
Pemasaran
Relasional, fokus pada pemeliharaan pelanggan,
orientasi pada nilai-nilai pelanggan, skala jangka panjang, sangat menekankan
pelayanan pelanggan berkelanjutan, dan memperhatikan kualitas secara menyeluruh.
Perbedaan
antara pemasaran transaksional dan pemasaran relasional menurut Varey dan Lewis
(200) :
a. Fokus
Pemasaran transaksional fokus pada
penciptaan suatu peluang penjualan sedangkan pemasasran relasional fokus pada
mempertahankan pelanggan untuk beberapa peluang penjualan dimasa depan.
b. Orientasi
Pemasaran transaksional fokus pada fitur
produk yang ditawarkan kepada konsumen sedangkan pemasaran relasional fokus
pada manfaat produk serta solusi yang bisa ditawarkan kepada konsumen.
c.
Time
Horizon
Pemasaran transaksional memiliki tingkat
hubungan jangka pendek sedangkan pemasaran relasional memiliki tingkat hubungan
jangka panjang.
d. Ketertarikan
Konsumen (customer Interest)
Pemasaran transaksional memiliki sedikit
kepedulian terhadap kepentingan konsumen sedangkan pemasaran relasional peduli
terhadap kepentingan konsumen.
e. Informasi
Pemasaran transaksional menekankan pada
isi komunikasi dengan konsumen sedangkan pemasaran relasional menenkankan pada
cara-cara berkomunikasi efektif dengan konsumen.
f. Kontak
Pemasaran transaksional melibatkan
sedikit kontak dengan konsumen sedangkan pemasaran relasional melibatkan banyak
kontak dengan konsumen.
2.2
PEMAHAMAN KESETIAN PELANGGAN
Kesetian
Pelanggan adalah tujuan dari CRM, lebih dari untuk membuat pelanggan mengulang
kedatangannya pada tokoh dan merasa puas dengan pengalaman berbelanja mereka
dan akan membawa barang-barang yang mereka beli. Kesetiaan pelanggan pada
pedagang berarti bahwa pelanggan mempunyai komitmen akan berbelanja barang
barang kebutuhan serta memakai layanan dari retail da akan mengabaikan
aktivitas pesaing yang mecoba untuk menarik pelanggan. Alasan mereka untuk
datang kembali melebihi dari kenyamanan toko ritel atau pun adanya harga y ang
lebih murah ataupun merek tertentu yang tersedia di ritel.program yang mendorong
pembelian berulang dari pelanggan dengan cara menawarkan potongan khusus dapat
dengan mudah ditiru oleh pesaing. empat pendekatan untuk membangun kesetiaan
pelanggan dan meningkatkan pelanggan menjadi.lebih baik yaitu sebagai berikut.
a.
Mengeluarkan
program layanan belanja
Manajemen
usaha ritel dapat membangun kesetiaan pelanggan melalui program loyalitas
pelanggan (loyalty program). Salah satu program loyalitas yang sering digunakan
ole toko ritel di Indonesia adalah melalui sistem keanggotaan. Dimana konsumen
yang tegabng dalam keanggotaan toko ritel tertentu akan sejumlah manfaat pada
saat berbelanja, seperti tanbahan potongan harga, pengumpulan poin yang dapat
ditukarkan dengan hadian atau uang, prioritas dalam melakukan pemesanan, dan
sebagainya.
b.
Menawarkan
peyenan pelanggan yang special
Memberikan
pelayanan yang special atau khusus kepada pelanggan loyal merupakan pendekatan
berikutnya di dalam mempertahankan kesetiaan pelanggan. Misalnya membantu
membawakan barang belanjaan ke kendaraan pelanggan, menyediakan layanan free
valet parking kepada pelanggan, layanan membungkus barang yang akan dijadikan
haidah oleh pelanggan, dan menukarkan barang yang sudah dibeli pelanggan dengan
barang lain yang memiliki harga yang sama, dan sebagainya.
c.
Menuruti
selera pelanggan akan jasa yang diberikan
Manajemen
usaha ritel harus mengidentifikasi keinginan dari pelanggan pada saat melakukan
aktivitas belanja. Misalnya pelanggan di restoran menginginkan makanan yang
dipesan dapat disediakan kurang dari 30 menit, pelanggan yang ingin kemudahan
dalam mencari tempat perkir, pelanggan yang ingin membayar dengan sistem
cicilan, dan sebagainya. Pemahaman akan keiginan pelanggan ini akan membantu
manajemen usaha ritel di dalam menyusun strategi untuk meningkatkan dan mempertahankan
loyalitas pelanggan.
d.
Mengembangkan
perasaan melalui komunikasi
Manajemen
usaha ritel dapat membangu ikatan emosi denganpelanggan setianya, misalnya
mengenal nama pelanggan menyapa dengan panggilan nama pada saat pelanggan
datang,memberi kartu ucapan selamat ulang tahun kepada pelnggan, memberikan
hadiah kepada pelanggan, dan sebagainya.
Berikut ini adala contoh
strategi loyalitas pelanggan yang dilakukan oleh Alfamart sebagai salah satu
merek toko ritel minimarket yang terkenal di Indonesia. Alfamart menerbitkan
program loyalitas pelanggan melalui beberapa program sebagai berikut :
1). Program Kartu AKU (Alfamartku)
Program yang diluncurkan
pada tahun 2005 dan saat ini program Katu AKU sudah memiliki anggota sejumlah
3,8 juta orang dengan jumlah anggota katif sebesar 42% di tahun 2013. Kartu ini
berlaku nasional untuk seluruh wilayah Indonesia. Beberapa program manfaat yang
ditawarkan oleh Kartu AKU antara lain :
a. Hematku, anggota mendapatkan
manfaat diskon tambahan untuk semua varian produk yang ditawarkan di Alfamart.
b. Specialku, anggota mendapatkan
manfat atas barang-barang special dari Alfamart.
c. Hadiahku, anggota mendapatkan manfs hadiah
yang diberikan oleh Alfamart.
d. Pointku, anggota mendapatkan
manfaat poin dari setiap aktivitas belanja yang dapat ditukarkan sesuai dengan
persyaratan yang ditetapkan Alfamart..
e. Merchantku, anggota
mendapatkan manfaat diskon khusus pada merchant atau toko ritel lain yang
bekerja sama dengan Alfamart.
f. Thematic promo, anggota
mendapatkan kejutan khusus ntuk memperingati hari-hari besar tertentu seperti
hari pelanggan nasional, hari kemerdekaan RI, hari batik nasional, dan
sebagainya.
g. Special event dan activities,
atau aktivitas tertentu yang diselenggarakan oleh Alfamart.
h. Special treatment, anggota mendapatkan
kejutan berupa perlakuan pada hari ulang tahunnya.
2). Program
A Card Flaz
Diluncurkan pada
tahun 2010 bekerja sama dengan program Flazz
Bank Center Asia (BCA) dimana kartu A Card Flazz
memiliki fungsi yang sama dengan kartu Flazz
BCA, yaitu sebagai dompet elektronik yang dapat digunakan tidak hanya untuk
berbelanja di Alfamart tetapi juga untuk berbelanja di seluruh merchant yang tergabung dalam program Flazz BCA. Program ini berlaku di
Jabodetabek dan Surabaya.
3). Program AKU BNI
Diluncurkan pada tahun 2010 bekerja sama dengan Bank
Negara Indonesia (BNI) di mana kartu AKU BNI berfungsi sebagai kartu
keanggotaan Alfamart dan juga sekaligus sebagai alat pembayaran. Program ini
berlaku di Jabodetabek.
2.3. PROSES CRM
CRM
adalah suatu proses interaktif yang mengubah data data pelanggan ke dalam
kesetiaan pelanggan melalui beberapa kegiatan.
Pembelajaran
Tindakan
Masing-masing proses dapat di jelaskan sebagai berikut :
MENGUMPULKAN
DATA PELANGGAN
Tahap
pertama dalam proses CRM adalah menciptakan gudang data dasar pelanggan. Gudang
data ini di kenal sebagai suatu gudang data pelanggan,mengandung data-data yang di kumpulkan perusahaan
tentang pelanggannya dan menjadi dasar kegiatan CRM selanjutnya.
Basis
Data Pelanggan
Mengandung
informasi-informasi sebagai berikut :
1. Transaksi
sejarah lengkap tentang pembelian yang di lakukan pelanggan dengan pedagang.
2. Kontrak
Pelanggan-rekaman dari interaksi yang di lakukan pelanggan dengan pedagang.
3. Pilihan
pelanggan-informasi tentang apa yang di sukai oleh pelanggan
4. Informasi
deskriptif data data demografi dan psikografi yang menggambarkan tentang
pelanggan.
5. Tanggapan
dari kegiatan pasar-analisis tentang transaksi dan data hubungan menyediakan
informasi tentang tanggapan pelanggan.
Informasi tentang Identitas
Pendekatan yang dibuat oleh took untuk mengatasi
masalah ini adalah :
1.
Menanyakan
informasi identitas
Beberapa
riel mempunyai tim penjualan yang menanyakan tentang informasi identitas
pelanggan mereka. Informasi ini kemudian digunakan untuk gudang data transaksi
untuk pelanggan tersebut.
2.
Menawarkan
kartu belanja langganan.
Disebut
juga program kesetiaan, adalah merupakan program yang mengenali dan memberi
hadiah bagi pelanggan yang setia kepada ritel. Dari perspektif ritel, program
kartu langganan belanja memberi mereka dua keuntungan, (1) pelanggan dapat
memberikan data demografi dan informasi lainnya ketika mereka mendaftarkan diri
mengikuti program tersebut, (2) pelanggan termotivasi oleh adanya hadiah yang
ditawarkan dan dapat meningkatkan angka kunjungan mereka
dan jumlah
baranag belanjaan pada setiap kedatangan.
3.
Menghubungkan
nomor rekening dan kartu kredit pihak ketiga.
berisi tentang
informasi identitas atau meminta kartu langganan belanja. Beberapa ritel secara
rendah hati mengumpulkan informasi yang cukup tentang pelanggan mereka melalui
transaksi dengan informasi pribadi yang berasal dari catatan transaksi
berdasarkan data kartu kredit atau nomor rekening.
MENGANALISIS
DATA PELANGGAN DAN IDENTITAS TARGET PELANGGAN
Tahap
selanjutnya dari proses CRM adalah menganalisis gudang data pelanggan dan
mengubah data tersebut menjadi informasi yang dapat membantu ritel
mengembangkan program untuk membangun kesetiaan dari pelanggan.
Mengidentifikasi
Segmen Pasar
Biasanya data analisis
pelanggan difokuskan pada identifikasi segmen pasar kelompok pelanggan yang
mempunyai kebutuhan yang serupa, membeli barang dagangan yang serupa, dan
mempunyai tanggapan serupa tentang beberapa cara dari kegiatan pasar.
Mengidentifikasi
Pelanggan Terbaik
Dengan menggunakan
gudang data informasi ritel juga dapat mengembangkan penilaian atau angka yang
mengidentifikasikan bagaimana berharganya pelanggan terhadap perusahaan.
Mengidentifikasikan pelanggan terbaik dengan cara :
1.
Nilai waktu hidup (customer live time
value/LTV) digunakan untuk mengukur nilai setiap pelanggan. LTV adalah masukan
yang diharapkan dari pelanggan kepada laba ritel melebihi dari seluruh hubungan
pelanggan dengan ritel.
2.
Piramida pelanggan
Masing-masing
segmen dapat digambarkan sebagai berikut.
a. Segmen
platinum-biasanya mereka adalah pelanggan yang setia yang tidak mempedulikan
tentang barang dagangan maupun harga.
b. Segmen
emas-mempunyai nilai LTV lebih rendah dari segmen platinum karena pelanggan ini
lebih sensitif terhadap harga.
c. Segmen
besi-pelanggan ini tidak terlalu patut mendapat perhatian dari ritel karena
nilai LTV mereka yang rendah.
d. Segmen
awal-pelanggan dalam segmen ini dapat menghabiskan uang perusahaan. Mereka
biasanya menuntut banyak perhatian tetapi tidak membeli banyak dari ritel.
3.
Analisis kekinian, frekuensi, dan
moneter
Analisis
RFM biasanya digunakan oleh ritel melalui katalog dan penjualan langsung,
merupakan skema segmentasi pelanggan menurut bagaimana pembelanjaan terbaru
yang mereka buat.
AWAL
Piramida
Pelanggan
MENGEMBANGKAN
PROGRAM CRM
Program
ritel yang di gunakan sebagai media untuk mempertahankan pelanggan, mengubah
pelanggan baik menjadi pelanggan dengan nilai LTV tinggi, dan berhadapan dengan
pelanggan yang tidak menguntungkan.
MEMPERTAHANKAN
PELANGGAN
Bisnis
ritel sebagai bisnis yang sukar sekali melakukan diferensiasi membutuhkan upaya
hubungan untuk mewujudkan retensi pelanggan dan loyalitas pelanggan. Upaya
relasional adalah usaha aktif ritel dalam memberikan kontribusi terhadap
harapan konsumen untuk mewujudkan retensi pelanggan melalui penyampaian produk
inti dan layanan yang membuat terjalinnya relasi yang kelanjutan.
Upaya hunungan mengacu pada beberapa
hal sebagai berikut:
1. Usaha
secara aktif yang di lakukan oleh ritel. Sebagai contoh manfaat kenyamanan di
wujudkan dari kondisi bahwa konsumen secara rutin belajar dari pengalaman
belanja dengan mengingat lokasi produk pada pemajangan di supermarket,manfaat
kenyamanan akan lebih cepat terwujud, karena peran aktif ritel untuk
menginformasikan pada konsumen melalui signage (tanda-tanda yang terpasang
padapemajangan di ritel) ataupun komunikasi secara personal.
2. Upaya
hubungan didefinisikan mirip dengan manfaat hubungan jika di lihat dari
perspektif ritel, yaitu manfaat yang di dapatkan oleh konsumen dari relasi
jangka panjang yang terjalin sesuai dengan kinerja pelayanan inti yang
diberikan oleh produsen, dalam hal ini ritel.
Pada
saat ritel menerapkan pemasaran relasional untuk mendapatkan hasil relasional
seperti yang mereka harapkan dengan berbagai cara, hal tersebut akan
memberikankesan yang baik kepada pelanggan, Adanya investasi waktu, usaha dan
sumber lain menciptakan hubungan dengan pelanggan, maka akan tercipta efek
psikologis yang akan membuat pelanggan bertahan dan mempertahankan hubungan
tersebut dan memberikan suatu balasan atau imbal balik.
Menurut
Levy dan Weitz (2004;348) dikemukakan pendapat sebagai berikut “terdapat empat
pendekatan yang dapat di lakukan ritel untuk mempertahankan pelanggan serta
membuat pelanggan menjadi setia yaitu melalui program belanja secara teratur,
perlakuan istimewa bagi pelanggan, personalisasi, dan membangun komunitas
melalui pertukaran informasi dengan buletin dan mengembangkan relasional secara personal melalui
komunikasi”.
Dengan
demikian, terdapat empat aktivitas upaya hubungan yang di harapkan dapat
menjaga orientasi retensi pelanggan pada ritel, yaitu komunikasi, perlakuan
istimewa, personalisasi, dan balas jasa.
Empat pendekatan untuk menahan pelanggan
terbaik adalah:
1. Program
frekuensi belanja
Digunakan untuk membangun gudang data
pelanggan dengan mengidentifikasikan pelanggan dengan transasksi dan untuk
mendorong tabiat belanja secara sering dan kesetian terhadap ritel.
2. Pelayanan
Pelanggan Spesial
Para penjual biasanya
menyediakan pelayanan ekstra tinggi untuk membangun dan memilihara kepercayaan
pelanggan tetap mereka. Perlakuan istimewa (1998) adalah persepsi konsumen
terhadap sampai sejauh perlakuan dan pelayanan terhadap konsumen setia
dilakukan lebih baik di bandingkan bukan konsumen reguler.terkait dengan
hubungan, tidak semua konsumen menyukai di perlakukan dengan cara yang sama, di
harapkan adanya konsumen yang fokus dan selektif untuk mendapatkan perlakuan
istimewa, Argumentasi terhadap hal ini adalah perlakuan umum sebagai pemenuhan
kebutuhan dasar setiap konsumen memang penting untuk di penuhi, tetapi
perlakuan istimewa terhadap konsumen selektif penting di lakukan dalam upaya
sebagai retensi bagi ritel. Hal ini juga merupakan salah satu kunci
keberhasilan dalam mengimplementasikan strategi relasional.
Sedangkan perlakuan
istimewa menurut Sheth dan Parvatiyar (2002) diartikan sebagai layanan kepada
pelanggan berupa waktu. Belanja spesial atau akses untuk produk baru. Diunkap
pula bahwa konsumen mengharapkan tidak ingin di perlakukan sama dengan konsumen
lain. Beberapa pemasar memberikan kritik kepada ritel yang memperlakukan
konsumen secara sama dengan tidak ada perbedaan yang mengakibatkan perusahaan akan
kehilangan tidak hanya dengan sebagian keuntungan tetapi lebih jauh akan
kehilangan kesetian pelanggan. Peterson (1995) berpendapat bahwa perlakuan
istimewa kepada pelanggan akan memungkinkan penjual untuk memberikan sesuatu
yang sangat mendasar bagi pembeli yaitu perasaan di hargai, sehingga persepsi
pelanggan yang lebih tinggi terhadap perlakuan istimewa atau perlakuan akan
meningkatkan tingkat hasil relasional secara keseluruhan.
3.
Personalia
Pembatasan penting
dalam strategi CMRdalam membagi segmen pasar. Tiap strategi akan menjadi suatu
yang menarik untuk pelanggan tertentu tetapi tidak menarik bagi golongan
lainnya. Personalia menurut Metcalf et al.,(1992) adalah persepsi konsumen
terhadap sampai sejauh mana ritel berinteraksi dengan konsumen regular secara
ramah dan dengan cara-cara personal. Pentingnya pertukaran personal antara
pembeli dan penjual dalam mempengaruhi hasil relasional bkan merupakan hal baru
terkait dengan hubungan dan proses social (Betty et al.,1996). Pentingnya
hubungan personal antara pelanggan dengan ritel akan berpengaruh pada hasil
keluaran hubungan, sehingga tidaklah mengherankan jika hubungan social dapat
dikatakan merupakan proses social (Betty el at.,1996). Sebagai contoh, Stone
(1995) dalam Betty el at., (1996) menekankan pentingnya hubungan personal dan
keberadaan suatu pembelanjaan.crobsy dan Cowles, (1990) menerangkan bahwa
interaksi social dihasilkan oleh pusat perbelanjaan yang mampu memberikan
motivasi kepada pelanggan untuk terus berbelanja. Manfaat hubungan social
antara lain adalah perasaan sebagai keluarga, perasaan sebagai teman, dukungan
social (Berry, 1995), pengakuan personal, percakapan secara bersahabat, dan
penampakan keakraban serta kehangatan antara rtel dengan pelanggan.
4.
Komunikasi
Pendekatan untuk membangaun
kepercayaan pelanggan adalah membangun komunikasi antarpelanggan. Komunikasi
adalah persepsi konsumen terhadap sampai seberapa jauh ritel memberikan
informasi kepada konsumen secara terus-menerus melalui media komunikasi
langsung, hal ini dikemukakan oleh Duncan dan Moriarty, (1998) sebagai berikut:
“communication is a consumer perception
of the extent to which a retail keeps its regular costumer informed through
direct communication media”
Komunikasi merupakan
kondisi utama yang harus ada untuk terciptanya sebuah relasi (Ducan dan
Moriarty,1998). Dengan komunikasi, usaha-usaha yang diarahkan untuk membangu
relasi, yang dilakukan oleh ritel atau produsen dapat dipahami oleh consumen.
Mengubah
Pelanggan Baik Menjadi Pelanggan Denagan Nilai Ltv Tinggai
dalam
konteks piramida pelanggan, peningkatan penjualan kepada pelanggan yang baik
dikenal dengan nama pelanggan ilmu kimia abad prtengahan-mengubah pelanggan
dalam segmen besi dan emas menjadi pelanggan platinum.
Ada
empat faktor yang membatasi efektivitas program belanja. Pertama, barang-barang
yang mahal. Kedua, sangat sulit untuk membenarkan program anda saat belanja
timbul. Program menjadi bagian dari pangalaman berbelanja pelanggan and.
Ketiga, belum jelas bahwa program belanja kita membuat konsumen semakin boros
membeli barang kepada kita. Akhirnya, mungki yang paling penting, adalah
kesulitan mengatur program belanja kita dibandig para penjual yang lain.
Penjualan
silang adalah penjualan produk perlengakapan atau pelayanan dalam transaksi tertentu,
seperti penjualan printer ketika pelanggan memutuskan untuk membeli computer.
Penjualan tambahan dalah penjualan tambahan pada produk bar dalm pelayanan
kepada pelanggan lama.
Berhadapan Dengan Pelanggan Yang Tidak
Menguntungkan
Dua pendekatan utuk menghilangkan
pelanggan jenis ini adalalah :
1.
Manawarkan pendekatan yang tidak
menghabiskna banyak biaya untuk memuaskan kebutuhan strat bawah.
2.
Membebankan taghan kepada pelangan untuk
pelayanan yang mereka salah gunakan.
MENGIMPLEMENTASIKAN
PROGRAM CRM
Penerapan
CRM ynag efektif membutuhkan koordinasi dari kegiatan-kegiatan bagian fungsi
yang berbeda dalam organisasi ritel. Departemen MIS dibutuhkan untuk
mengumpulkan informasi, menganalisis dan membuat informasi yang relevan yang
dapat dibaca oleh pegawai dalam menerapka program garis depan bagia pelanggan
dan penjualan mempunyai tanggung jawab untuk berkomuikasi dengan pelanggan.
Operasional I dengan mengunakan informasi pelanggan untuk mengembangkan
pelangan secara personal.
2.4
RAHASIA
DAN PROGRAM CRM
Ketika rincian informasi tentang konsumen membantu
peritel memberikan
keuntungan lebih kepada konsumennya, konsumen yang
berhubungan dengan peritel
mengganggu rahasia mereka ketika mengumpulkan
informasi. Tingkatan dimana
konsumen merasa bahwa rahasianya terganggu pada :
1.
Pengawasan
mereka melebihi informasi pribadi ketika menarik perhatian konsumen dalam
melakukan jual-beli di pasar,
2.
Pengetahuan
tentang kumpulan dan penggunaan informasi pribadi.
Beberapa orang mengartikan informasi pribadi sebagai
semua informasi yang tidak disebarkan, termasuk informasi umum dan pribadi.
Beberapa ketentuan dari EU yang berpengaruh langsung dengan rahasia konsumen.
a.
Perusahaan
dapat mengumpulkan informasi konsumen yang tujuannya diartikan secara jelas
seperti melengkapi kegiatan jual-beli.
b.
Tujuan
harus dijelaskan secara luas kepada konsumen tentang asal mula informasi
tersebut dikumpulkan.
c.
Informasi
hanya dapat digunakan untuk tujuan yang khusus.
d.
Perusahaan
yang melakukan kegiatannya di Eropa hanya mengirim informasi k-15 negara EU
untuk memasukkan Negara dalam kebijakan rahasia.
Panitia perdagangan pusat mengembangkan sekumpulan
prinsip untuk praktik informasi yang cukup, antara lain :
1.
Perhatian
dan kesadaran, meliputi penyingkapan praktik informasi, termasuk pernytataan
informasi.
2.
Pemilihan
atau persetujuan, termasuk pilihan opt
out dan opt in, serta mengizinkan
kesempatan kesempatan bagi konsumen untuk mendapat keuntungan melalui informasi
perdagangan.
3.
Masukan
atau partisipasi, mengijinkan untuk penegasan ketepatan informasi oleh
konsumen.
4.
Keutuhan
atau keamanan, mengawasi pencurian sesuatu dan perusahaan terhadap informasi
pribadi.
5.
Pelaksanaan
atau memperbaiki, memberikan mekanisme untuk meyakinkan kerelaan tentang ikut
serta suatu perusahaan.
BAB
III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dalam mengembangkan strategi berkelanjutan, ritel membutuhkan
efektivitas dalam mengelola sumber daya yang kritikal. Untuk itu manajemen
harus mempunyai filosofi yang terkait dengan manajemen hubungan pelanggan (
Customer Relationship Management –CRM). CRM adalah sebuah filosofi bisnis dan
merupakan serangkaian strategi, program dan system yang berfokus pada
pengidentifikasian dan pengembangan loyalitas pelanggan. CRM sebagai proses
interaktif membutuhkan data pelanggan untuk membangun kesetiaan melalui
aktivitas 1) mengumpulkan data pelanggan, 2) menganalisis data pelanggan dan
mengidentifikasikan target pasar, 3) mengembangkan program CRM dan 4)
mengimplementasikan program CRM.
3.2 Saran
Perusahaan perlu merekrut sumber daya manusia yang memiliki latar
belakang dan pengalaman yang dibutuhkan oleh pelanggan. Peningkatan sumber daya
manusia merupakan kenyataan yang harus dilakukan secara terencana, terarah,
intensif, efektif, dan efisien, jika tidak ingin kalah bersaing dalam
menghadapi era globalisasi. Suatu organisasi tidak akan berhassil apabila
sumber daya manusia tidak memenuhi persyaratan yang ditentukan oleh perusahaan.
Oleh karena itu, diharapkan adanya komitmen manajemen dalam bidang sumber daya
perusahaan menunjukkan seberapa besar kepedulian top level management untuk
memberikan sumber daya teknologi dan finansial yang cukup untuk mencapai
kesuksesan implementasi strategi CRM.
Daftar
pustaka
Cristoper L. & Jochen W, Services
marketing : People, techonology, strategy, seventh edition (New Jersey : Pearson,2013),343.
Philip
Kotler & Gery Amstrong, Prinsip-prinsip,15.
Utami,
Christina Whidya. 2017. Manajemen Ritel : strategi dan implementasi operasional
bisnis ritel modern di Indonesia. Jakarta: Salemba empat.
0 komentar:
Post a Comment