Tugu Pahlawan Pangsuma di simpang ampar,Tayan Hilir |
Menjelang akhir hayatnya, ia telah mendapatkan pertanda
buruk. Ujung Nyabur (pedang) yang dimilikinya patah, sebelum ia menyerbu markas
Jepang di Kantor Gunco (Camat) Meliau pada 17 Juli 1945. Pertanda itu pun
menjadi kenyataan. Sebuah peluru menembus pahanya yang konon merupakan rahasia
kekuatan dari Panglima Perang ini. Namun, disaat menahan kesakitan itu, ia
sempat berpesan kepada rekan seperjuangannya yang membopongnya dari lokasi
perang. "Tinggal aja aku disito uda nada aku to idop lagi, pogilah kita,
maju terus berjuang," pesan Pang Suma dalam bahasa Dayak seperti yang
dikutip dari "Pangsuma Riwayat Hidup dan Pengabdiannya" yang artinya
tinggalkan saja saya di sini saya tidak bisa hidup lagi pergilah kamu maju
terus berjuang.
Perjuangannya adalah pengorbanan yang patut dijadikan berikan apresiasi
bagi masyarakat Kalbar dan pemerintah meskipun dia dan keluarganya tidak
mengharapkan imbalan apapun. Namun, bangsa yang besar adalah bangsa yang
menghargai jasa dan pengorbanan pahlawannya. Sehingga tentunya patut diberikan.
Dan generasi mendatang wajib mencontoh dan mengambil hikmah yang telah
dikorbankan Pang Suma dalam membela bangsa dan tanah air.
0 komentar:
Post a Comment