Monday, May 7, 2018

Kisah Kekaisaran Jerman


Pada paruh kedua abad ke-19, kekuatan militer Prancis mulai diimbangi oleh Prusia, sebuah negara di Jerman yang muncul sebagai kekuatan baru. Setelah kegagalan revolusi 1848, Konfederasi Jerman terdiri atas lebih dari 40 negara bagian, dan belum bersatu selama berabad-abad. Dua negara terkuat, yaitu Austria dan Prusia, memperebutkan kekuasaan atas seluruh Jerman. Meski awalnya lebih lemah, kegiatan perdagangan dan industri Prusia berkembang pada 1850-an. Kekuatan Prusia yang terus meningkat ditopang oleh Kaisar Prusia dan perdana menterinya yang baru, Otto Eduard Leopold von Bismarck (1815-1898). Austria dan Prusia berperang melawan Denmark untuk memperebutkan wilayah Schleswig dan Holstein. Kendati kedua wilayah ini milik keluarga kerajaan Denmark, banyak penduduk Jerman tinggal di sana. Denmark berhasil dikalahkan, dan kedua wilayah itu berada di bawah kekuasaan Jerman. Namun, Austria dan Prusia segera berselisih tentang bagaimana seharusnya kedua wilayah itu diperintah. Memperebutkan Jerman Pada 1866, Bismarck membubarkan Konfederasi Jerman. Austria yang yakin akan menang mengumumkan perang atas Prusia. Namun, Austria tidak mempertimbangkan dengan cermat kekuatan dan keahlian pasukan Prusia. Pasukan Prusia menyerang wilayah Austria dengan sangat cepat. Kekuatan Kekaisaran Habsburg mulai melemah ketika Austria kalah dalam pertempuran di Sadowa pada tanggal 3 Juli 1866. Bismarck kemudian mendirikan Konfederasi Jerman Utara dengan Prusia memegang peranan sebagai anggota terkuat. Perjanjian Praha adalah contoh keahlian diplomasi Bismarck sebagai negarawan. Bismarck memahami bahwa sangat berbahaya memandang rendah Austria. Untuk itu, Bismarck lebih memilih bersekutu dengan Austria dibanding menjadi musuh. Menurutnya, Habsburg hanya kehilangan dua teritori duke yang pada dasarnya tidak mereka inginkan, dan Venesia. Sementara Prusia memperoleh keuntungan besar, yaitu menguasai sebagian besar Jerman. Tahun-tahun Penting 1852 Napoleon III menjadi Raja Prancis 1862 Otto von Bismarck menjadi Perdana Menteri Prusia 1864 Bismarck berencana mengambil alih Schleswig-Holstein 1866 Schleswig-Holstein dikuasai Prusia 1867 Konfederasi Jerman Utara dibentuk 1870 Pecah Perang Prancis-Prusia 1870 Prancis dikalahkan dalam Pertempuran Sedan, Napoleon III ditawan 1870 Prusia mengepung Paris 1871 Perang Prancis-Prusia berakhir dengan Perjanjian Damai Frankfurt 1871 Kerajaan Jerman Kedua diploklamirkan di istana Versaille, Prancis 1873 Napoleon III wafat dalam tawanan Perang Prancis-Prusia Penguasa Prancis, Napoleon III (1808-1873), kurang mendapat dukungan dan nasehat yang tepat. Ia merasa terancam atas kekuatan Prusia. Maka, Napoleon III mendesak Jerman menyerahkan beberapa wilayah mereka agar dapat mengimbangi Prusia. Bismarck mengabaikan desakan ini. Ancaman Napoleon ini hanya berlaku bagi negara-negara Jerman bagian selatan yang enggan berada di belakang Prusia. Bismarck kemudian memprovokasi Prancis dengan mengubah laporan percakapan antara Raja Prusia dengan Duta Besar Prancis sehingga tampak seperti penghinaan terhadap Prancis. Ketika dokumen itu, Ems Telegram, dipublikasikan pada 1870, Napoleon III menjadi sangat marah. Ia kemudian mengobarkan perang. Dalam Perang Prancis-Prusia ini, Prusia mengalahkan Prancis pada 1871 dan mengambil alih Alsace dan Lorraine. Negara-negara Jerman lainnya bergabung dengan Prusia pada 1871. Bismarck membentuk Kerajaan Jerman Kedua dengan Wilhelm I sebagai Raja Jerman.


www.ayeey.com www.resepkuekeringku.com www.desainrumahnya.com www.yayasanbabysitterku.com www.luvne.com www.cicicookies.com www.tipscantiknya.com www.mbepp.com www.kumpulanrumusnya.com www.trikcantik.net

0 komentar:

Post a Comment