Pada paruh kedua abad
ke-19, kekuatan militer Prancis mulai diimbangi oleh Prusia, sebuah negara di
Jerman yang muncul sebagai kekuatan baru. Setelah kegagalan revolusi 1848,
Konfederasi Jerman terdiri atas lebih dari 40 negara bagian, dan belum bersatu
selama berabad-abad. Dua negara terkuat, yaitu Austria dan Prusia,
memperebutkan kekuasaan atas seluruh Jerman. Meski awalnya lebih lemah,
kegiatan perdagangan dan industri Prusia berkembang pada 1850-an. Kekuatan
Prusia yang terus meningkat ditopang oleh Kaisar Prusia dan perdana menterinya
yang baru, Otto Eduard Leopold von Bismarck (1815-1898). Austria dan Prusia
berperang melawan Denmark untuk memperebutkan wilayah Schleswig dan Holstein.
Kendati kedua wilayah ini milik keluarga kerajaan Denmark, banyak penduduk
Jerman tinggal di sana. Denmark berhasil dikalahkan, dan kedua wilayah itu
berada di bawah kekuasaan Jerman. Namun, Austria dan Prusia segera berselisih
tentang bagaimana seharusnya kedua wilayah itu diperintah. Memperebutkan Jerman
Pada 1866, Bismarck membubarkan Konfederasi Jerman. Austria yang yakin akan
menang mengumumkan perang atas Prusia. Namun, Austria tidak mempertimbangkan
dengan cermat kekuatan dan keahlian pasukan Prusia. Pasukan Prusia menyerang
wilayah Austria dengan sangat cepat. Kekuatan Kekaisaran Habsburg mulai melemah
ketika Austria kalah dalam pertempuran di Sadowa pada tanggal 3 Juli 1866.
Bismarck kemudian mendirikan Konfederasi Jerman Utara dengan Prusia memegang
peranan sebagai anggota terkuat. Perjanjian Praha adalah contoh keahlian
diplomasi Bismarck sebagai negarawan. Bismarck memahami bahwa sangat berbahaya
memandang rendah Austria. Untuk itu, Bismarck lebih memilih bersekutu dengan
Austria dibanding menjadi musuh. Menurutnya, Habsburg hanya kehilangan dua
teritori duke yang pada dasarnya tidak mereka inginkan, dan Venesia. Sementara
Prusia memperoleh keuntungan besar, yaitu menguasai sebagian besar Jerman.
Tahun-tahun Penting 1852 Napoleon III menjadi Raja Prancis 1862 Otto von
Bismarck menjadi Perdana Menteri Prusia 1864 Bismarck berencana mengambil alih
Schleswig-Holstein 1866 Schleswig-Holstein dikuasai Prusia 1867 Konfederasi
Jerman Utara dibentuk 1870 Pecah Perang Prancis-Prusia 1870 Prancis dikalahkan
dalam Pertempuran Sedan, Napoleon III ditawan 1870 Prusia mengepung Paris 1871
Perang Prancis-Prusia berakhir dengan Perjanjian Damai Frankfurt 1871 Kerajaan
Jerman Kedua diploklamirkan di istana Versaille, Prancis 1873 Napoleon III
wafat dalam tawanan Perang Prancis-Prusia Penguasa Prancis, Napoleon III
(1808-1873), kurang mendapat dukungan dan nasehat yang tepat. Ia merasa
terancam atas kekuatan Prusia. Maka, Napoleon III mendesak Jerman menyerahkan
beberapa wilayah mereka agar dapat mengimbangi Prusia. Bismarck mengabaikan
desakan ini. Ancaman Napoleon ini hanya berlaku bagi negara-negara Jerman
bagian selatan yang enggan berada di belakang Prusia. Bismarck kemudian
memprovokasi Prancis dengan mengubah laporan percakapan antara Raja Prusia
dengan Duta Besar Prancis sehingga tampak seperti penghinaan terhadap Prancis.
Ketika dokumen itu, Ems Telegram, dipublikasikan pada 1870, Napoleon III
menjadi sangat marah. Ia kemudian mengobarkan perang. Dalam Perang
Prancis-Prusia ini, Prusia mengalahkan Prancis pada 1871 dan mengambil alih
Alsace dan Lorraine. Negara-negara Jerman lainnya bergabung dengan Prusia pada
1871. Bismarck membentuk Kerajaan Jerman Kedua dengan Wilhelm I sebagai Raja
Jerman.
0 komentar:
Post a Comment