BAB
I
PENDAHULUN
A. LATAR
BELAKANG
Belajar sangat penting untuk proses konsumsi. Pada
kenyataannya, dalam perilaku konsumen terdapat banyak tingkah laku yang
dipelajari. Seperti yang digambarkan, kita memperoleh sebagian besar sikap
kita, nilai-nilai, selera, perilaku, dan preferensi, makna simbolis, dan
perasaan melalui pembelajaran. Budaya dan kelas social, melalui lembaga-lembaga
seperti sekolah dan organisasi keagamaan, serta keluarga, teman, media massa,
dan periklanan, memberikan pengalaman belajar yang sangat mempengaruhi jenis
gaya hidup kita mencari produk yang kita konsumsi. Belajar adalah perubahan
dalam isi atau organisasi memori jangka panjang dan atau perilaku. Dengan
demikian, belajar adalah hasil dari pengolahan informasi.
Memori adalah hasil yang kita dapat
pengetahuan sepanjang waktu. Jadi dalam learning melibatkan suatu proses atau
kegiatan yang dilakukan seseorang dalam memperoleh pengetahuan. Pengetahuan
yang diperoleh tersebut akan disimpan di otak yang berupa memori. Jadi memori
itu adalah “hasil (outcome)” daripada learning. Mengingat adalah proses
pembelajaran yang berkaitan dengan pemahaman dan penggunaan apa yang didengar
dan dilihat dengan baik. Mengingat juga merupakan suatu kemahiran untuk
mengingat kembali dengan menyebut atau menulis kembali fakta dan kejadian
berlalu selepas beberapa lama.
BAB
II
PEMBAHASAN
B. PROSES
PEMBELAJARAN (THE LEARNING PROCESS)
Belajar adalah proses yang
berkelanjutan. Dunia pengetahuan kita terus-menerus direvisi karena kita
menghadapi rangsangan baru dan menerima umpan balik yang berkelanjutan.
Konsep pembelajaran mencakup banyak hal, mulai dari
hubungan sederhana konsumen antara stimulus seperti logo produk dan respons
terhadap rangkaian aktivitas kognitif yang kompleks.
C. TEORI
BELAJAR PERILAKU (BEHAVIORAL LEARNING THEORIES)
Teori pembelajaran perilaku
mengasumsikan bahwa pembelajaran terjadi sebagai hasil tanggapan terhadap
kejadian eksternal. Belajar adalah perubahan dalam
perilaku sebagai akibat dari interaksi antara stimulus dan respon. Para
penganut paham perilaku ini yakin bahwa hasil belajar akan terlihat dari
perubahan perilaku yang dapat diamati, atau diukur, dan perubahaan ini terjadi
sebagian besar karena lingkungan. Asumsi dasar dari perspektif perilaku adalah
bahwa semua mahluk hidup menyesuaikan diri dengan lingkunganmelalui respon.
Ada beberapa konsep yang mewakili paham
perilaku, yaitu:
1. Pengkondisian
Klasik (Classical Conditioning)
Suatu teori
belajar yang mengutarakan bahwa makhluk hidup, baik manusia maupun hewan
merupakan makhluk pasif yang bisa diajarkan perilaku tertentu melalui
pengulangan. Pengkondisian klasik terjadi
ketika stimulus yang memunculkan respons dipasangkan dengan stimulus lain yang
pada awalnya tidak menimbulkan respons tersendiri.
2. Pengondisian
Instrumental (Instrumental Conditioning)
Pengondisian
instrumental (operant conditioning)
terjadi saat individu belajar melakukan perilaku yang menghasilkan hasil
positif dan untuk
menghindari hal-hal yang menghasilkan hasil negatif. Pendekatan ini terkait
erat dengan B.F. Skinner. (Dia mengajar merpati dan hewan lainnya untuk menari
dan bermain Ping-Pong dengan menggunakan metode ini).
1.
Aplikasi Pemasaran Prinsip-Prinsip Pembelajaran Perilaku (Marketing
Applications Of Behavioral Learning Principles)
Banyak strategi pemasaran berfokus pada pembentukan
asosiasi antara rangsangan dan tanggapan. Contohnya adalah:
1.
Citra merek yang
khas.
2.
Keterkaitan antara
produk dan kebutuhan yang mendasarinya.
3.
Ekuitas merek
adalah di mana merek memiliki asosiasi positif yang kuat dalam memori konsumen
dan banyak memberi kesetiaan sebagai hasilnya.
4.
Pengulangan bisa
sangat berharga. Terlalu banyak pengulangan, bagaimanapun, berakibat pada
kecacatan iklan.
Iklan
sering memasangkan produk dengan stimulus positif untuk menciptakan asosiasi
yang diinginkan.
·
Urutan stimulus
terkondisi dan stimulus tak terkondisi disajikan dapat mempengaruhi kemungkinan
pembelajaran akan terjadi. Menyajikan stimulus tanpa syarat sebelum stimulus
terkondisi (backward conditioning) tidak efektif.
·
Asosiasi produk
bisa dipadamkan dalam jangka panjang jika tidak diperkuat.
Proses generalisasi stimulus sering menjadi inti
keputusan branding dan kemasan yang mencoba memanfaatkan asosiasi positif
konsumen dengan merek atau nama perusahaan yang ada. Strategi meliputi:
1.
Family branding.
2.
Ekstensi baris produk.
3.
Perizinan.
4.
Kemasan mirip.
Penekanan pada mengkomunikasikan atribut khas
produk berhadapan dengan pesaingnya adalah aspek penting dari penentuan posisi,
di mana konsumen membedakan merek dari pesaingnya. Diskriminasi stimulus
mencoba untuk mempromosikan atribut merek yang unik.
Kekhawatiran bagi pemasar yang terkait dengan
diskriminasi stimulus mencakup hilangnya hak eksklusif atas nama merek ke
domain publik dan pembajakan merek.
2.
Aplikasi Pemasaran Prinsip Pengondisian Instrumental (Application Of
Instrumental Conditioning Principles)
Prinsip pengkondisian instrumental
sedang bekerja saat konsumen diberi penghargaan atau dihukum karena keputusan
pembelian.
·
Sebagian besar
perusahaan memperkuat konsumsi.
·
Teknik populer yang
disebut pemasaran frekuensi memperkuat pembelian reguler dengan memberi mereka
hadiah dengan nilai yang meningkat seiring dengan jumlah yang dibeli.
D.
TEORI PEMBELAJARAN KOGNITIF
(COGNITIVE LEARNING THEORY)
Pendekatan teori belajar
kognitif menekankan pentingnya proses mental internal. Perspektif ini memandang
orang sebagai pemecah masalah yang secara aktif menggunakan informasi dari
dunia di sekitar mereka untuk menguasai lingkungan mereka.
1.
Apakah Belajar Sadar atau Tidak?
Ada beberapa aliran
pemikiran.
1.
Satu sekolah
percaya bahwa pengkondisian terjadi karena subjek mengembangkan hipotesis sadar
dan kemudian bertindak terhadapnya.
2.
Ada juga bukti
adanya pengetahuan prosedural yang tidak disadari - kita beralih ke pola yang
sudah dikenal (tanggapan otomatis).
2.
Pembelajaran observasi
Pembelajaran observasional
terjadi ketika orang melihat tindakan orang lain dan
mencatat segala bantuan yang mereka dapatkan untuk perilaku mereka, pembelajaran
terjadi sebagai hasil pengalaman pengganti dan bukan pengalaman langsung.
3.
Aplikasi Pemasaran Prinsip Belajar Kognitif (Application of
Cognitive Learning Principles)
Kemampuan konsumen untuk
belajar dengan cara ini telah membantu pemasar.
1.
Kesediaan orang
untuk membuat bala bantuan mereka sendiri telah menyelamatkan pemasar karena
harus melakukannya untuk mereka.
2.
Konsumen tampaknya
menikmati penggunaan "model" sebagai model peran dan panduan
pembelian.
E.
PERAN MEMORI DALAM
BELAJAR (THE ROLE OF MEMORY IN LEARNING)
Memori melibatkan proses
memperoleh informasi dan menyimpannya dari waktu ke waktu sehingga akan
tersedia bila diperlukan.
1.
Pendekatan kontemporer untuk mempelajari memori
menggunakan pendekatan pemrosesan informasi.
2.
Pada tahap
pengkodean, informasi dimasukkan dengan cara yang akan dikenali sistem.
3.
Pada tahap penyimpanan, pengetahuan ini
terintegrasi dengan apa yang sudah ada di memori dan "pergudangan"
sampai dibutuhkan.
4.
Selama pengambilan,
orang tersebut mengakses informasi yang diinginkan.
1.
Mengkodekan
Informasi Untuk Pengambilan Nanti (Encoding Information For Later Retrieval)
Cara informasi dikodekan, atau
diprogram secara mental, membantu menentukan bagaimana hal itu akan terwakili
dalam memori.
1.
Konsumen dapat
memproses stimulus hanya dalam hal makna indrawi (seperti warna atau
bentuknya).
2.
Arti semantik
mengacu pada asosiasi simbolis, seperti gagasan bahwa orang kaya minum sampanye
atau pria modis itu memakai anting.
3.
Kenangan episodik
adalah hal-hal yang berhubungan dengan peristiwa yang relevan secara pribadi.
4.
Kenangan kilat
adalah yang sangat jelas (seperti kenangan pada tanggal 11 September 2001).
·
Salah satu metode
dalam menyampaikan informasi produk adalah melalui narasi atau cerita.
·
Banyak dari apa
yang diperoleh individu tentang informasi sosial diterima melalui narasi atau
cerita; Oleh karena itu, ini adalah teknik pemasaran yang berguna untuk
mentransmisikan informasi.
2.
Sistem Memori (Memory System)
Ada tiga sistem
memori yang berbeda:
1.
Memori sensorik
(Sensory Memory)
Memungkinkan penyimpanan informasi yang kita terima dari
indra kita. Penyimpanan
ini sangat sementara (hanya berlangsung beberapa detik).
2.
Urutan Memori
Istilah (Turn-Term Memory)
Juga menyimpan informasi untuk jangka waktu terbatas, dan
kapasitasnya terbatas. Anggap saja sebagai memori kerja karena memegang
informasi yang saat ini kita proses. Informasi dapat disimpan secara akustik
(dalam hal bagaimana kedengarannya) atau secara semantis (dalam hal apa
artinya). Memori umumnya menyimpan informasi dengan menggabungkan potongan
kecil ke dalam yang lebih besar dalam proses yang dikenal dengan chunking.
·
Potongan adalah
konfigurasi yang familiar bagi orang tersebut dan dapat dimanipulasi sebagai
satu unit.
·
Contohnya adalah
nama merek, yang merangkum banyak informasi terperinci.
3.
Memori jangka
panjang (Long-Term
Memory)
Adalah sistem yang memungkinkan kita menyimpan informasi
untuk jangka waktu yang lama. Slogan atau jingle catchy sering membantu di
bidang ini. Proses kognitif yang disebut latihan elaboratif memungkinkan
informasi berpindah dari ingatan jangka pendek ke ingatan jangka panjang.
3.
Menyimpan
Informasi Dalam Memori (Storing Information In Memory)
Hubungan antara
jenis memori merupakan sumber kontroversi.
1.
Pandangan
tradisional (multiple store) adalah memori jangka pendek dan memori jangka
panjang adalah sistem yang terpisah.
2.
Karya terbaru
mengatakan bahwa mereka mungkin saling bergantung (model aktivasi memori). Menyimpan dalam arti bahwa informasi tersebut mungkin akan
ditempatkan dalam ingatan jangka panjang.
Model
aktivasi mengusulkan agar bagian informasi masuk disimpan dalam jaringan
asosiasi yang berisi banyak informasi terkait yang diatur menurut beberapa
rangkaian hubungan. Inilah cara konsumen bisa mengatur merek, pabrikan, dan
toko.
1.
Unit penyimpanan
ini dikenal sebagai struktur pengetahuan (anggap mereka sebagai spider Webs
yang penuh pengetahuan).
·
Informasi ini
dimasukkan ke dalam simpul yang dihubungkan oleh asosiatif dalam struktur ini.
·
Potongan informasi yang dilihat serupa dalam
beberapa cara digabungkan bersama dalam kategori yang lebih abstrak.
2.
Kategori preferensi
dikenal sebagai kumpulan yang ditimbulkan. Tugas pemasar adalah memposisikan
diri sebagai anggota kategori dan memberikan isyarat yang memudahkan
penempatannya dalam kategori yang tepat.
Menyebarkan Aktivasi (Spreading Activation)
Konsumen mengalami proses penyebaran aktivasi saat mereka
beralih bolak-balik antara tingkat makna. Jejak memori dikirim keluar. Mereka
bisa jadi:
1.
spesifik merek
(Brand-Specific) : Dalam hal klaim
yang dibuat untuk merek.
2.
Ad-specific
(Ad-Specific) : Dalam hal media atau
isi iklan itu sendiri.
3.
Identifikasi merek
(Brand Indentification) : Dalam hal
nama merek.
4.
Kategori produk (Product Category) : Dalam hal bagaimana
produk bekerja atau dimana seharusnya digunakan.
5.
Reaksi evaluative
(Evaluative Reaction) : Emosi positif
atau negatif, seperti “yang terlihat menyenangkan’.
4.
Informasi Retrieval untuk Keputusan Pembelian (Retrieving
Information For Purchase Decisions)
Retrieval adalah proses dimana informasi diakses dari
ingatan jangka panjang. Faktor-faktor yang mempengaruhi pengambilan adalah:
·
Umur.
·
Variabel situasi
(seperti lingkungan).
1.
Efek jarak
menjelaskan kecenderungan kita mengingat materi cetak dengan lebih efektif saat
pengiklan mengulang item target secara berkala daripada menyajikannya berulang
kali dalam jangka waktu singkat.
2.
Dalam sebuah proses
yang disebut pengambilan kembali yang bergantung pada keadaan, orang lebih
mampu mengakses informasi jika keadaan internal mereka sama pada saat mengingat
ketika informasi tersebut dipelajari.
3.
Fenomena ini, yang
disebut efek kesesuaian suasana hati, menggarisbawahi keinginan untuk
mencocokkan suasana hati konsumen pada saat pembelian saat merencanakan paparan
terhadap komunikasi pemasaran.
5.
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Lupa (Factors Influencing
Forgetting)
Pemasar jelas
berharap konsumen tidak melupakan produknya. Proses lupa terdiri dari:
1.
Melupakan juga
terjadi karena gangguan; Sebagai informasi tambahan dipelajari, ia menggantikan
informasi sebelumnya.
2.
Konsumen mungkin
melupakan asosiasi stimulus-respons jika mereka mempelajari respons baru
terhadap rangsangan yang sama atau serupa (interferensi retroaktif).
3.
Pembelajaran
sebelumnya dapat mengganggu pembelajaran baru melalui proses yang dikenal
sebagai gangguan proaktif.
6.
Produk sebagai Pembuat Memori (Product As Memory
Markers)
Produk dan iklan
dapat menjadi isyarat pengambilan yang kuat.
1.
Nostalgia telah
digambarkan sebagai emosi pahit, dimana masa lalu dipandang dengan kesedihan
dan kerinduan. Ini memiliki daya tarik bagi banyak konsumen.
2.
Pemasaran retro
mencoba mengembalikan iklan lama untuk menarik pasar nostalgia. Merek retro
adalah versi terbaru dari merek dari periode sejarah sebelumnya.
7.
Mengukur Memori untuk Pesan Pemasaran (Measuring Memory For
Marketing Stimuli)
Hal ini terutama
berlaku untuk iklan televisi. (Hanya 7 persen pemirsa televisi dapat mengingat
produk atau perusahaan yang ditampilkan di sebagian besar iklan terbaru yang
mereka tonton.)
1.
Kesan yang dibuat
disebut impact.
2.
Ukuran dampaknya
adalah:
·
Pengakuan.
·
ingat
3.
Pengakuan cenderung
tinggal lebih lama dari recall.
4.
Satu tes untuk
mengukur pengenalan dan recall adalah Starch Test.
F.
MASALAH DENGAN UKURAN
MEMORY ( PROBLEMS WITH MEMORY MEASURES)
Meskipun
pengukuran daya ingat iklan adalah important, kemampuan pengukuran yang ada
untuk menilai secara akurat dimensi ini telah dikritik karena beberapa alasan,
yang sekarang kita pelajari.
·
Bias Respon (Response Biases)
Hasil
yang diperoleh dari alat ukur tidak harus karena apa yang diukur, melainkan
untuk sesuatu yang lain tentang instrument atau responden.
·
Penyimpangan Memori (Memory Lapses)
Orang
juga cenderung lupa dengan informasi secara tidak sengaja.
·
Memori Untuk Fakta
Versus (Memory For Facts Versus Feeling)
Secara
khusus, beberapa kritikus berpendapat bahwa tindakan ini tidak secara memadai
memanfaatkan dampak “perasaan” iklan dimana tujuannya adalah untuk
membangkitkan emosi yang kuat daripada menyampaikan keuntungan produk yang
nyata.
BAB
III
PENUTUP
KESIMPULAN
·
Belajar adalah
perubahan perilaku yang disebabkan oleh pengalaman. Belajar dapat terjadi
melalui asosiasi sederhana antara stimulus dan respon, atau melalui serangkaian
aktivitas kognitif yang komplek.
·
Teori pembelajaran
perilaku mengansumsi bahwa pembelajaran accurs sebagai hasil tanggapan terhadap
kejadian eksternal.
·
Respon ini juga bisa
meluas ke rangsangan lain yang serupa dalam proses yang dikenal sebagai
generalisasi stimulus.
·
Pengondisian operan
atau instrumentas terjadi saat orang tersebut belajar melakukan perilaku yang
menghasilkan hasil positif dan menghindari hal-hal yang menghasilkan hasil
negative.
·
Pembelajaran kognitif
terjadi sebagai proses mental.
·
Memori mengacu pada
penyimpanan informasi yang dipelajari.
·
Informasi tidak
disimpan secara terpisah, digabungkan kedalam struktur pengetahuan, yang
dikaitkan dengan data terkait lainnya.
·
Produk juga berperan
sebagai penanda memori, mereka digunakan oleh konsumen untuk mengingat kembali
kenangan tentang pengalaman masa lalu (kenangan otobiografi) dan sering dinilai
karena kemampuan mereka untuk melakukan hal ini.
·
Memori untuk informasi
produk dapat diukur melalui teknik pengenalan atau recall.
0 komentar:
Post a Comment